Oleh: sefasdesak | Februari 15, 2012

Yaa Robb Sayangilah Ibuku

” Nak, bangun… sudah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja… ”
Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat.
” Ibu sayang… ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku sudah dewasa ”
pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Baca Selengkapnya..

Oleh: sefasdesak | Juli 28, 2011

Paradigma Politik Lokal

SEMOGA KITA TAHU BAHWA

Kehidupan politik yang merupakan bagian dari keseharian dalam interaksi antar warga negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di luar pemerintah (non-formal), telah menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, pandangan dan pengetahuan tentang praktik-praktik perilaku politik dalam semua sistem politik. Oleh karena itu, seringkali kita bisa melihat dan mengukur pengetahuan-pengetahuan, perasaan dan sikap warga negara terhadap negaranya, pemerintahnya, pemimpin politik dan lain sebagainya.

Budaya politik, merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih khas. Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan partai-partai politik, perilaku aparat negara, serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang me¬merintah. Baca Selengkapnya..

Oleh: sefasdesak | Juni 10, 2011

Pilkada dan Politik Lokal, Sebuah Fragmentasi

PILKADA dan Politik Lokal

Oleh : direktur SEFAS DESAK

Pemilihan kepala daerah langsung merupakan salah satu bentuk demokrasi yang baru pertama dilaksanakan sejak tahun 2005, pilkada juga merupakan mekanisme pemilihan langsung pemimpin eksekutif di daerah, dari walikota, bupati hingga gubernur. Dalam pilkada kekuasaan politk yang terdesentralisasi dari pusat ke daerah, partai politik memiliki peranan yang penting dalam mengakomodasi isu-isu politik yang menjadi kepedulian masyarakat.

Kualitas demokrasi amat ditentukan oleh berkualitas atau tidaknya proses rekruitmen para wakil dan pimpinan-pimpinan rakyat, karena itu dalam pilkada bahwa demokrasi ditingkat lokal akan mendapatkan kekuatannya dengan seleksi para pemimpin yang berjalan dengan kompetisi yang adil. Selain kompetisi yang adil, dalam pilkada peningkatan kualitas kesadran politik masyarakat diharapkan muncul. Masyarakat diminta kecerdasannya, kearifannya dan kepeduliannya untuk menentukan senidri siapa yang dianggap pantas dan jujur serta memihak kepada rakyat untuk emnjadi pemimpin mereka. Dan mekanisme ini juga dapat membuka pikiran para elit bahwa kekuasaaan dan kedaulatan bnerada ditangan rakyat, bukan berada ditangan mereka sendiri atau orang yang berpengaruh atau kelompok kepentingan.

Baca Selengkapnya..

Oleh: sefasdesak | Mei 10, 2011

Antara Demokrasi dan Budaya Islami

TELAH HILANG DARI YANG PERNAH KITA MILIKI

( Sekretaris SEFAS DESAK )

Jujur kita katakan, bahwa trompet reformasi yang menggaung beberapa tahun lalu, tepatnya sejak tahun 1998 sampai sekarang, benar-benar telah menjadi gerbang kebebasan bagi kemerdekaan berfikir, bersuara, berpendapat, memilih dan sebagainya.

Realitas yang demikian nampak jelas ketika seseorang berbicara, berpendapat dan menunjukkan pilihannya, seakan lepas bebas tanpa ada kecurigaan-kecurigaan subversive yang menterornya. Dengan horizon kebebasan seperti itu ada sesuatu yang meningkat dan bertambah. Dengan sangat jujur juga kita katakana bahwa, Baca Selengkapnya..

Partisipasi Politik Militer
Studi Perbandingan Partisipasi Politik Di Zaman Orde Baru dengan Era Reformasi

(Direktur SEFAS DESAK)

A. Latarbelakang
Pemerintahan orde baru di bawah kendali Soeharto menempatkan militer pada tempat spesial baik atas dasar ikatan psikologis ataupun keyakinan atas militer sebagai motor pembangunan dan penilaian atas ketidakmampuan pemerintahan sipil. Salah satu keistimewaan yang diberikan kepada militer adalah menempatkanya pada posisi strategis pemerintahan, legislatif ataupun posisi strategis Golkar. Pada akhir 1970-an, separuh anggota kabinet dan sepertiga jabatan gubernur dijabat oleh militer Pada tingkat bupati dan walikota, 56 persen adalah militer, direktur jenderal 70 persen, dan sekretaris menteri 84 persen diduduki oleh militer. Sementara itu data yang lebih lengkap di ungkapkan oleh Jenkins pada tahun 1977 dan 1980 terkait dengan dominasi militer yang bertugas diluar Hankam.[1]

Pada tahun 1966 dari 27 anggota kabinet yang diangkat 44 persen menteri merupakan anggota ABRI, 6 berasal dari TNI AD dan 6 menteri lainnya berasal dari panglima-panglima angkatan lain. Pada tahun 1968 komposisi Baca Selengkapnya..

Oleh: sefasdesak | April 27, 2011

Membangun Masyarakat Madani

Lebih dari sentengah abat negeri kita merdeka, bebas dari belenggu penjajahan. Dalam perjuangan itu para pejuang bangsa dengan segala keikhlasannya telah rela mengorbankan harta benda bahkan jiwa demi tegaknya kedaulatan bangsa dan negara yang kita cintai. Perjuangan dan air mata itu kemudian dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 selain sebagai latar belakang berdirinya negara ini, dalam pembukaan itu juga terangkum cita-cita luhur melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia yg berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Namun bagaimana kenyataan yg kita rasakan saat ini. Mungkin kita terbebas dari penjajah formal dan penjajah fisik namun penjajah non formal masih bergentayangan dinegeri ini kenyataan yg kita rasakan sekarang ternyata masih jauh dari cita-cita luhur para pendiri republik ini. kehidupan berbangsa dan bernegara kita hampir saja kehilangan arah. Disatu sisi penyalahgunaan wewenang semakin meraja lela. Disisi lain kemiskinan dan keterbelakangan Baca Selengkapnya..

Oleh: sefasdesak | April 26, 2011

PILKADA DAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA

Sekilas tentang PILKADA Tahun lalu yang dimenangi oleh pasangan
" Suhaili & Normal Suzana "

Pelaksanaan PILKADA Kabupaten Lombok Tengah telah mencapai tahapan yang cukup jauh. Sepuluh pasang kandidat yang mendaftar ke KPUD Lombok Tengah telah menjalani berbagai uji kelayakan secara fisik dan psikis serta uji kelengkapan persyaratan administrasi. KPUD memang belum menghasilkan hasil verfikasi yang mereka lakukan, tetapi desas-desus mengenai hal tersebut telah dimunculkan melalui berbagai media massa lokal. Media massa lokal jauh-jauh hari memang sudah diramaikan dengan pemberitaan seputar PILKADA. Bahkan, hingar bingar PILKADA Kabupaten Lombok Tengah ini juga menjadi pemberitaan utama di media maya baik di forum-forum diskusi, mailing list, situs jejaring social Facebook, ataupun di berbagai web-portal. Baca Selengkapnya..

Oleh: sefasdesak | April 25, 2011

PEMILIHAN UMUM, DEMOKRASI, DAN APATISME PUBLIK

Demokrasi sudah menjadi konsensus politik dunia modern dalam ikhtiar penyelenggaraan pemerintahan negara. Baik sebagai sistem ataupun proses, demokrasi dalam dekade – dekade belakangan dianggap sebagai yang terbaik dibandingkan dengan sistem atau proses politik lainnya. Hal ini cukup beralasan karena demokrasi dianggap lebih mengedepankan aspek manusiawi dan kemanusiaan. Demokrasi juga dapat menghindari adanya penyalahgunaan dari kesewenang- wenangan terhadap kekuasaan sebagaimana disebutkan oleh Giovanni Sartori: “a system in which no one can choose himself, no one can invest him self with the power to rule, therefore, no one can arrogate to himself unconditional and unlimited power“. Akan tetapi, demokrasi sebagai hasil kreativitas manusia tidak berarti hampa atas kritik dan gugatan. Banyak pihak yang secara terang-terangan menyatakan permusuhannya atas demokrasi. Demokrasi memang tidak utuh sempurna. Dan, fakta sejarah menyebutkan bahwa Baca Selengkapnya..

Kategori